Konflik Iran-Israel Memanas: Ancaman Perang Dunia III dan Dampaknya bagi Dunia

 

Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, dalam operasi yang dinamakan "Operation Rising Lion" (Kebangkitan Singa). Serangan ini dilakukan sebagai respons atas laporan intelijen Mossad yang menyatakan bahwa Iran berada di titik krusial dalam pengembangan senjata nuklir, yang jika tidak dicegah akan menjadi ancaman besar di kawasan Timur Tengah1

Dalam operasi tersebut, militer Israel mengerahkan sekitar 200 pesawat tempur dan menjatuhkan lebih dari 300 amunisi ke sekitar 100 titik strategis di enam kota penting Iran, termasuk fasilitas nuklir di Natanz, bandara militer di Tabriz, hingga ibu kota Teheran. Serangan ini menargetkan sistem pertahanan, radar, dan pesawat tempur Iran dengan tujuan melemahkan kemampuan militer Iran secara signifikan.

Konflik ini tidak hanya soal serangan militer, tetapi juga strategi politik yang kompleks. Israel diduga memiliki niat terselubung untuk menggulingkan rezim Iran saat ini, terutama dengan menargetkan tokoh-tokoh penting dari Garda Revolusi Iran (IRGC), yang berperan besar dalam mempertahankan sistem pemerintahan Islam di Iran. Israel berharap dapat memicu konflik internal antara IRGC dan tentara nasional Iran (Artes), serta menghidupkan kembali pemerintahan monarki di bawah dinasti Pahlavi yang lebih pro-Israel.

Sementara itu, Iran berupaya menekan Israel dengan strategi yang berbeda, termasuk mencoba menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melalui mosi tidak percaya di parlemen Israel. Iran juga berusaha menghindari perluasan konflik agar tetap fokus dalam menghadapi Israel secara langsung, mengingat keterbatasan dukungan militer dibandingkan Israel yang didukung kuat oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Timur Tengah.

Dampak dari konflik ini sudah mulai terasa secara global, terutama di sektor energi. Harga minyak dunia melonjak hingga 7% setelah serangan awal Israel, karena Selat Hormuz yang menjadi jalur penting pengiriman minyak dunia berada dalam risiko penutupan oleh Iran. Kenaikan harga minyak berpotensi memicu inflasi global yang lebih tinggi, mengganggu ekonomi dunia secara luas. Selain itu, konflik berkepanjangan ini juga memicu krisis pengungsi di kawasan Timur Tengah yang dapat menambah tekanan sosial dan ekonomi di negara-negara tetangga dan Eropa.

Dengan eskalasi yang terus berlangsung dan potensi keterlibatan langsung Amerika Serikat, konflik Iran-Israel menjadi salah satu titik panas geopolitik yang sangat berisiko mempengaruhi stabilitas regional dan global dalam waktu dekat.

Poin-Poin Utama:

  • Israel melancarkan serangan besar ke Iran dengan tujuan menghentikan program nuklir Iran melalui Operation Rising Lion.

  • Serangan menargetkan fasilitas militer dan tokoh penting Garda Revolusi Iran, dengan indikasi niat menggulingkan rezim saat ini.

  • Iran menggunakan strategi politik untuk melemahkan pemerintahan Israel dan menghindari perluasan konflik.

  • Konflik ini berdampak pada kenaikan harga minyak global dan memicu krisis pengungsi di Timur Tengah.

Daftar Referensi:

  1. https://www.youtube.com/watch?v=ARSxiQxsRbw

Posting Komentar

0 Komentar